Skip to main content

Penyempurnaan Anti Mengkeret (Sanforized)

Proses Penyempurnaan anti mengkeret ( Sanforize ) adalah Kain kapas  diketahui mengalami pemengkeretan setelah pencucian. Sebagian penyebab mengkeret tersebut adalah karena gaya penarikan yang dialami bahan selama proses manufakturnya, baik ke arah lebar maupun ke arah panjangnya.Hingga saat ini dikenal dua macam cara untuk mencegah mengkeret kain:
1) Bahan dibasahi lalu dikeringkan tanpa tegangan, biasanya dengan pengering
2) Pada industri pakaian jadi bahan dicuci dahulu sebelum dibuat menjadi pakaian
Sehingga diharapkan tidak terjadi lagi mengkeret pada pakaian jadicara-cara tersebut di atas tidak membuat kain tahan mengkeret secara optimal, karena setelah proses tersebut kain biasanya akan terlihat kusut, dan kemudian haruas disetrika kembali agar nampak licin, yang mengakibatkan kain memanjang kembali dan akan mengkeret kembali pada pencucian berikutnya. Sering diasumsikan bahwa mengkeret kapas atau rayon disebabkan oleh relaksasi dari tegangan dan mulur pada proses manufaktur kain. dengan kata lain, air bertindak sebagai pelumas molekuler yang menyebabkan misel, serat, dan benang berkontraksi ke posisi tarikan minimum, yakni pada gaya tarikan awal sebelum berubah karena gaya – gaya yang diterima selama proses pemintalan dan pertenunan.
Collins menjelaskan bahwa penyebab dasar mengkeret kain tidak semata oleh adanya pembebasan tarikan sebagaimana dikemukakan di atas, tapi juga karena adanya penggembungan yang terjadi karena pembasahan sehingga terjadi penyusunan kembali (reorientasi) materi internal/rantai molekul yang mengakibatkan mengkeret pada bagian eksternalnya.
Serat rayon mengalami efek penggembungan dan mengkeret yang lebih besar daripada kapas.Rayon dari selulosa yang diregenerasi lebih mudah berubah bentuk (extensible) dibandingkan dengan kapas.Rayon terdiri dari selulosa yang terdispersi dan lebih banyak menyerap kelembaban, disamping rantai molekulnya lebih pendek dan tersusun lebih acak.Pada kapas rantai molekulnya lebih panjang dan tersusun mendekati spiral.Mengkeret rayon dalam campurannya dengan serat lain harus diperhitungkan sekali, terutama bila serat atau benang campuran rayon tersebut mengalami banyak tarikan atau tegangan selama proses inanufaktur. Berbeda dengan kapas, rayon dapat :mengalami pemengkeretan hingga 9 – 10%.
Kain bila dibasahi benang – benang lusi dan pakannya akan mengembung. Bila dianggap benang pakan berada pada posisi tetap, sehingga jarak masing-masing benang pakan tetap seperti pada keadaan keringnya, maka benang lusi yang permukaannya kontak dengan benang pakan akan menjadi lebih pendek karena mengikuti diameter benang pakan yang bertambah.
Pemanjangan tersebut memerlukan gaya agar dapat berlangsung, yang besarnya sesuai dengan penggembungan benang pakan. Namun, mengingat gaya tersebut tidak ada dan kain pun tidak dalam keadaan ditegangkan, maka sesungguhnya tidak ada pemanjangan dan yang terjadi adalah benang–benang pakan yang bergeser saling merapat agar benang–benang lusi yang permukaannya mengalami kontak dengan pakan masih dalam keadaan panjangnya semula. Secara kecseluruhan hal ini menghasilkan kain yang mengkeret ke arah lusi. hal yang sama juga terjadi pada mengkeret arah pakan. dengan demikian maka mengkeret terjadi pada arah pakan maupun lusi.
Kain umumnya terdiri atas benang lusi yang lebih halus dibandingkan benang pakannya, sehingga kelenturannya menjadi lebih baik. disamping itu benang lusi dan pakan ditenun serapat mungkin untuk mendapatkan daya penutup yang baik. Tarikan maupun tegangan yang dialami kain pada arah lusi selama proses dapat menyebabkan panjang kain bertambah, namun karena kestabilan struktur arah lusi lebih rendah dibandingkan pakan, maka pada pencucian kain akan mengkeret kembali ke posisi yang lebih stabil. Pemengkeretan arah lusi pada kain kapas dapat mencapai 10%. Adanya agitasi mekanik pada perendaman kain kapas dalam larutan yang mengandung zat pembasah akan menambah mengkeret sebesar 2%. Kadangkala kapas tidak mengkeret sepenuhnya pada proses pembasahan/pencucian yang pertama, sehingga dapat mengkeret lagi pada proses pembasahan berikutnya, namun hal ini sangat bergantung pada intensitas perlakuan pembasahan tersebut.
Secara umum mengkeret secara tuntas tercapai setelah dua atau tiga kali perlakuan proses pembasahan/pencucian. kain yang telah dianggap mengkeret sempurna ada dalam keadaan tanpa tegangan, dan dapat mudah mulur kira–kira 1% selama mengalami perlakuan basah yang diikuti dengan penyetrikaan.    dalam keadaan kering pun kain yang telah mengkeret sempurna masih dapat mulur lagi. hal ini disebabkan oleh kontraksi serat (yang semula menggembung) selama pengeringan, sehingga memberikan ruang dalam struktur benangnya. oleh sebab itu tidak pernah dicapai mengkeret yang betul-betul sempurna. dengan demikian penyebabutama kain mengkeret adalah penggembungan benang karena pembasahan, serta penyesuaian panjang benang lusi sebagaimana telah dijelaskan di muka. fenomena ini menjadi dasar pemengkeretan secara mekanik path proses penyempurnaan secara fisika, atau dapat juga pada proses secara kimia atau fisika–kimia dimana serat dijaga agar tidak menggembung atau berkontraksi.
x

Comments

Popular posts from this blog

PROSES PEMASAKAN KAIN (SCOURING)

Pemasakan (Scouring) yaitu merupakan bagian dari persiapan pencelupan dan pencapan. proses untuk menghilangkan kotoran alamyang berupa lemak, minyak, lilin dan kotoran lainnya yang menempel pada bahan.   Apabila komponen – komponen tersebut dapat dihilangkan maka proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan dan sebagainya dapat berhasil dengan baik. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan kain dengan daya serap yang baik, pemasakan pada serat alam berfungsi untuk menghilangkan lemak yang dapat menghalangi penyerapan bahan terhadap zat – zat pada saat proses, sedangkan untuk serat buatan, kemurnian seratnya lebih tinggi sehingga   fungsi pemasakan dapat disamakan dengan pencucian biasa untuk menghilangkan kotoran – kotoran pada kain. Pada dasarnya pemasakanserat alam dilakukan dengan alkali, alkali akan mengubah lemak menjadi sabunyang larut dalam air, reaksi pembentukan sabun disebut safonifikasi. Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal – ha...

Proses Pembakaran Bulu (singeing)

Proses pembakaran bulu termasuk proses penghilangan bulu – bulu yang tersembul pada permukaan kain yang disebabkan benang – benang yang mengalami tegangan dan gesekkan pada saat ditenun sehingga ujung –ujung seratnya terlepas dari lilitan benang. Bulu – bulu tersebut dapat mengurangi kualitas kain hasil proses selanjutnya. Pada proses merserirasi bulu yang ada pada permukaan kain lebih banyak menyerap larutan dan menutup permukaan kain sehingga menurunkan efek merserisasi, menyebabkan ketidakrataan hasil pencelupan. Pada proses penc a pan bulu – bulu tertekan oleh screen dan roboh/tertidu r maka keluar dari garis motif, bulu yang tertidur dan terkena pasta dapat menyerap pasta cap kemudian memindahkan pasta cap tersebut keluar g aris batas motif sehingga hasil pencapan kurang tajam. Pada umumnya pembakaran bulu dikerjakan sebelum penghilangan kanji. Pembakaran bulu sesudah penghilangan kanji akan mendapatkan kain yang licin. Oleh karena ...

Proses Pengelantangan (Bleaching)

Pengelantangan dikerjakan terhadap bahan tekstil bertujuan menghilangkan warna alami yang disebabkan oleh adanya pigmen – pigmen alam atau zat – zat lain, sehingga diperoleh bahan putih. Pigmen – pigmen alam pada bahan tekstil umumnya terdapat pada bahan dari serat – serat alam baik serat tumbuh – tumbuhan maupun serat binatang yang tertentu selama masa pertumbuhan. Sedangkan bahan tekstil dari serat sintetik tidak perlu dikelantang, karena pada proses pembuatan seratnya sudah mengalami pemurnian dan pengelantangan, tetapi untuk bahan tekstil yang terbuat dari campuran serat sintetik dan serat alam diperlukan proses pengelantangan terutama prosesnya ditujukan tehadap serat alamnya. Untuk menghilangkan pigmen – pigmen alam tersebut hanya dapat dilakukan dalam proses pengelantangan dengan menggunakan zat pengelantangan yang bersifat oksidator atau yang bersifat reduktor. Pengelantangan dapat dilakukan sampai memperoleh bahan yang putih sekali, misalnya untuk bahan – bahan yang akan dij...