Skip to main content

Proses Penyempurnaan Kalender (Callendering)


Penyempurnaan kalender dimaksudkan untuk memperoleh kain dengan permukaan rata, halus dan berkilau. Kain dilewatkan dan ditekan di antara rol – rol kalender yang dipanaskan. Hasil yang baik akan diperoleh bila serat berada dalam keadaan plastis, yaitu dalam keadaan lembab dan panas.
Mesin kalender umumnya terdiri atas satu pasang rol (nip) atau lebih, dimana salah satunya harus lebih lunak dari yang lain agar dapat menampung bagian kain yang lebih tebal dari bagian lainnya. Rol ini disebut rol lunak dan terbuat dari rol logam yang dibungkus kain atau kertas padat. Jumlah rol pada mesin kalender bervariasi dari dua hingga tujuh buah yang diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan efek penyempurnaan yang bervariasi.
Kalender dua, tiga dan lima rol masing – masing terdiri dari satu rol logam dan sisanya adalah rol lunak. Sedangkan kalender tujuh rol terdiri dari dua rol logam dan lima rol lunak. Kalender yang terdiri dari tiga, lima dan tujuh rol biasanya disebut kalender universal. Pada umumnya rol logam digerakkan secara aktif, sedangkan rol lunak bergerak pasif akibat gesekan dengan rol logam. Rol logam memiliki permukaan licin dengan lubang di bagian tengahnya untuk pemanasan. Diameternya lebih kecil daripada rol lunak. Efek penyempurnaan kalender dapat bersifat sementara maupun tetap, tergantung dari jenis proses – proses penyempurnaan sebelumnya dan juga jenis serat dari kain yang dikerjakan.
Efek – efek pengerjaan kalender lainnya adalah glazing, cireing, dan moireing:
1)   Glazing, yaitu efek permukaan kain yang sangat halus, licin dan berkilat yang diperoleh bila kain dikerjakan dengan resin terlebih dahulu. Chintz adalah salah satu contoh kain hasil glazing. Untuk keperluan ini sexing digunakan kalender friksi.
2)   Cireing, Cire berasal dari kata Perancis yang berarti lilin dan digunakan sebagai istilah untuk kain dengan kenampakan seperti basah hasil penggosokan tinggi dimana kain sebelumnya dicelupkan ke dalam lilin atau bahan termoplastik lain.
3)   Moireing, yang juga berasal dari kata Perancis yang berarti berair, adalah penyempurnaan yang menghasilkan kenampakan seperti riak gelombang pada permukaan air. Efek ini diperoleh dengan melewatkan dua helai kain rib (yang dijahit pinggir – pinggirnya) secara bersamaan di antara rol – rol kalender dengan tekanan tinggi (8 – 10 ton) sehingga motif rib pada lapisan atas akan menekan lapisan bawah dan sebaliknya. Bidang – bidang rib yang datar akan memantulkan cahaya lebih banyak dan menimbulkan suatu kekontrasan dengan bidang yang tidak datar. Kalender moire juga digunakan untuk mendapatkan corak riak – air (water – marked) pada kain sutera beranyaman rib dan kain wol. Demikian pula pada kain dari serat selulosa asetat. Corak riak air tersebut dapat bersifat setengah permanen. Cara lain untuk mendapatkan corak – riak air adalah dengan menggunakan kalender embossing.

Comments

Popular posts from this blog

PROSES PEMASAKAN KAIN (SCOURING)

Pemasakan (Scouring) yaitu merupakan bagian dari persiapan pencelupan dan pencapan. proses untuk menghilangkan kotoran alamyang berupa lemak, minyak, lilin dan kotoran lainnya yang menempel pada bahan.   Apabila komponen – komponen tersebut dapat dihilangkan maka proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan dan sebagainya dapat berhasil dengan baik. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan kain dengan daya serap yang baik, pemasakan pada serat alam berfungsi untuk menghilangkan lemak yang dapat menghalangi penyerapan bahan terhadap zat – zat pada saat proses, sedangkan untuk serat buatan, kemurnian seratnya lebih tinggi sehingga   fungsi pemasakan dapat disamakan dengan pencucian biasa untuk menghilangkan kotoran – kotoran pada kain. Pada dasarnya pemasakanserat alam dilakukan dengan alkali, alkali akan mengubah lemak menjadi sabunyang larut dalam air, reaksi pembentukan sabun disebut safonifikasi. Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal – ha...

Proses Pembakaran Bulu (singeing)

Proses pembakaran bulu termasuk proses penghilangan bulu – bulu yang tersembul pada permukaan kain yang disebabkan benang – benang yang mengalami tegangan dan gesekkan pada saat ditenun sehingga ujung –ujung seratnya terlepas dari lilitan benang. Bulu – bulu tersebut dapat mengurangi kualitas kain hasil proses selanjutnya. Pada proses merserirasi bulu yang ada pada permukaan kain lebih banyak menyerap larutan dan menutup permukaan kain sehingga menurunkan efek merserisasi, menyebabkan ketidakrataan hasil pencelupan. Pada proses penc a pan bulu – bulu tertekan oleh screen dan roboh/tertidu r maka keluar dari garis motif, bulu yang tertidur dan terkena pasta dapat menyerap pasta cap kemudian memindahkan pasta cap tersebut keluar g aris batas motif sehingga hasil pencapan kurang tajam. Pada umumnya pembakaran bulu dikerjakan sebelum penghilangan kanji. Pembakaran bulu sesudah penghilangan kanji akan mendapatkan kain yang licin. Oleh karena ...

Proses Pengelantangan (Bleaching)

Pengelantangan dikerjakan terhadap bahan tekstil bertujuan menghilangkan warna alami yang disebabkan oleh adanya pigmen – pigmen alam atau zat – zat lain, sehingga diperoleh bahan putih. Pigmen – pigmen alam pada bahan tekstil umumnya terdapat pada bahan dari serat – serat alam baik serat tumbuh – tumbuhan maupun serat binatang yang tertentu selama masa pertumbuhan. Sedangkan bahan tekstil dari serat sintetik tidak perlu dikelantang, karena pada proses pembuatan seratnya sudah mengalami pemurnian dan pengelantangan, tetapi untuk bahan tekstil yang terbuat dari campuran serat sintetik dan serat alam diperlukan proses pengelantangan terutama prosesnya ditujukan tehadap serat alamnya. Untuk menghilangkan pigmen – pigmen alam tersebut hanya dapat dilakukan dalam proses pengelantangan dengan menggunakan zat pengelantangan yang bersifat oksidator atau yang bersifat reduktor. Pengelantangan dapat dilakukan sampai memperoleh bahan yang putih sekali, misalnya untuk bahan – bahan yang akan dij...